Surat Buat Sang Maut
Wahai maut
yang dalam jubah kelamnya
selalu mempermainkan jiwaku!
Setengah hati engkau datang
Lalu setengah hati pula engkau pergi.
Hari berganti
dan kulalui fasefase istimewa
Menjelang saatsaat itulah
engkau datang menghampiri
menghantui dan mengurung
jiwaku dalam jubahmu
Aku melayang tak berpijak
Aku melayang tak sampai
Wahai maut
yang tidak berpaut dan
juga tidak melaut!
Kelelawarkelelawar hitam
keluar dari goa
merubungi jiwaku yang pingsan
dalam rimba tak bertepi
Aku melayang tak berpijak
Aku melayang tak sampai
Wahai maut
kekasihku yang setia!
yang mengurung jiwaku
hingga bersumpah dan berdoa
Wahai maut
yang melepaskan kurungan
atas jiwaku!
Mengapa pula aku selalu
ingkar janji!
Aku berpijak dalam bayangbayang
Aku sampai pada bayangbayang
Wahai maut
yang setengah hati
mengajakku melaut!
Pautkan aku pada kapalmu dulu
dan kita pergi melaut.
Wahai maut
Sang kekasih setia
dalam kapalmu aku tersenyum!
Wahai maut
yang dalam jubah kelamnya
selalu mempermainkan jiwaku!
Setengah hati engkau datang
Lalu setengah hati pula engkau pergi.
Hari berganti
dan kulalui fasefase istimewa
Menjelang saatsaat itulah
engkau datang menghampiri
menghantui dan mengurung
jiwaku dalam jubahmu
Aku melayang tak berpijak
Aku melayang tak sampai
Wahai maut
yang tidak berpaut dan
juga tidak melaut!
Kelelawarkelelawar hitam
keluar dari goa
merubungi jiwaku yang pingsan
dalam rimba tak bertepi
Aku melayang tak berpijak
Aku melayang tak sampai
Wahai maut
kekasihku yang setia!
yang mengurung jiwaku
hingga bersumpah dan berdoa
Wahai maut
yang melepaskan kurungan
atas jiwaku!
Mengapa pula aku selalu
ingkar janji!
Aku berpijak dalam bayangbayang
Aku sampai pada bayangbayang
Wahai maut
yang setengah hati
mengajakku melaut!
Pautkan aku pada kapalmu dulu
dan kita pergi melaut.
Wahai maut
Sang kekasih setia
dalam kapalmu aku tersenyum!