Seribu kata memeluk relung waktu.Pena kering
jatuh ke arus sungai dibasuh batu-batu.
Tak seorang mengira wajah kita sama
ditandai luka yang ditoreh garis waktu.
Senja ini gumam masih terdengar, sambil mematut
satu-satu sajak di ragu kaki langkahku.Tapi aku keburu
dicampakkan kata-kata.
Makna pun terbang
menyusup di sayap
malam kian mengiris.
Mestinya segera ditulis sajak ini sebelum kelam.
Sebelum sepasang senja menelan tubuhmu.
Beruntung kau keburu pergi dari sini.Dari hati ini
yang tak pernah kau masuki.Kecuali suatu hari
ketika seribu wajah seperti lembah berpayung awan
melapisi palung dan ceruk basah dengan suara sayu.
Ketika pagi sajak ini tersandar di dinding sepi.Menanti
pelangi mencucuk di kaki bukit Lembang
dan kata-kata berenang di danau perak
mengusir seribu peri menari.
3/2012