SETELAH SIA-SIA
Aku hendak menemuiMu ketika tiba-tiba,
Segerombolan kunang-kunang merampok mata
Dan cacing-cacing menelan kakiku.
Jalanan jadi sebatas jarak kening dan doa
Hingga aku limbung di pengasingan
Tempat kamboja mendesirkan ruang-ruang persinggahan
Kala itu,
Tak ada yang akan mengingat bibir merahku
Kecuali untuk disemai di ladang-ladang gambut
Bunga-bunga urung mekar, setelah tanah terbasuh bacin darah
Dan tertimbun busung dadaku- tempat menyimpan racun
Untuk cinta ibu
Aku hendak menemuiMu ketika tiba-tiba,
Untaian melati menubruk leher dan menyimpan nadiku
Katanya untuk persembahan pada kemelaratan dan duka ibu
Hingga tak sempat kukirimkan sesal yang hampir matang setelah kupotong kedurhakaan
Untuk bingkisan. Untuk murka ibu
Kendal, september 2011
Aku hendak menemuiMu ketika tiba-tiba,
Segerombolan kunang-kunang merampok mata
Dan cacing-cacing menelan kakiku.
Jalanan jadi sebatas jarak kening dan doa
Hingga aku limbung di pengasingan
Tempat kamboja mendesirkan ruang-ruang persinggahan
Kala itu,
Tak ada yang akan mengingat bibir merahku
Kecuali untuk disemai di ladang-ladang gambut
Bunga-bunga urung mekar, setelah tanah terbasuh bacin darah
Dan tertimbun busung dadaku- tempat menyimpan racun
Untuk cinta ibu
Aku hendak menemuiMu ketika tiba-tiba,
Untaian melati menubruk leher dan menyimpan nadiku
Katanya untuk persembahan pada kemelaratan dan duka ibu
Hingga tak sempat kukirimkan sesal yang hampir matang setelah kupotong kedurhakaan
Untuk bingkisan. Untuk murka ibu
Kendal, september 2011