PENGANTAR DESEMBER
Awal Desember. Telah kulihat semburat cahaya yang begitu dingin menuntunku ke sebuah telaga paling tenang. Tak perlu sebatang lilin di sana, cukup iman saja. Kemudian kutemukan ilalang paling tegar tumbuh di bibirnya, basah. Tak ada siapa-siapa selain aku, dia, dan Tuhan di sana. Kudekati lalu kuperhatikan ia dalam diam: dirinya, ada apa?. Lekat kupandangi, semakin dan semakin dengan segala kenadiran. Beginikah kehidupan?. Ilalang basah paling tegar di bibir telaga, Tuhan selalu ada untuk kehidupannya.
Palembang, Desember 2011
Awal Desember. Telah kulihat semburat cahaya yang begitu dingin menuntunku ke sebuah telaga paling tenang. Tak perlu sebatang lilin di sana, cukup iman saja. Kemudian kutemukan ilalang paling tegar tumbuh di bibirnya, basah. Tak ada siapa-siapa selain aku, dia, dan Tuhan di sana. Kudekati lalu kuperhatikan ia dalam diam: dirinya, ada apa?. Lekat kupandangi, semakin dan semakin dengan segala kenadiran. Beginikah kehidupan?. Ilalang basah paling tegar di bibir telaga, Tuhan selalu ada untuk kehidupannya.
Palembang, Desember 2011