RAHASIA DI BALIK NAMA
YANG BOLAK-BALIK MENGEJA MAKNA
Tahukah kalian ada doa di balik nama-nama?
Dimas, misalnya, suka gemas mengucap doa-doa:
“ya, Allah telah Kauremas aku usai keramas
saat segala geliat memuncak di ubun
saat menyenggamai malam gelap gulita
saat mata wudun (atawa bisul) hampir meledak dan meledek kecengenganku”
maka jadilah Dimas berkali-kali keramas, mandi jamas
sambil meremas-remas sendiri barang paling berharga miliknya:
bisul yang nyaris meledak itu!
Arika, misalnya, di balik doanya mengucap
“ya, Allah tumbuhkanlah kumis di atas bibirku
seperti kumis kucing yang bisa jadi obat malaria
tumbuhkanlah keberanian mencinta seperti Arjuna
sendiri bertapa di dalam goa ingin mendapatkan wangsit”
maka Allah menjadikan Arika menjadi penjual mie pangsit
sepanjang jalan menjerit-jerit: “Pangsit! Pangsit!”
Mihardja, misalnya, di balik doanya berharap
“ya, Allah telah kueja segala makna cinta
kini jadikanlah Indonesia subur makmur
seperti sumur tanpa dasar mengalirkan jernih airnya bagi sesama”
maka jadilah Mihardja penggali sumur dan penggali kubur sendiri!
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010-10-03
YANG BOLAK-BALIK MENGEJA MAKNA
Tahukah kalian ada doa di balik nama-nama?
Dimas, misalnya, suka gemas mengucap doa-doa:
“ya, Allah telah Kauremas aku usai keramas
saat segala geliat memuncak di ubun
saat menyenggamai malam gelap gulita
saat mata wudun (atawa bisul) hampir meledak dan meledek kecengenganku”
maka jadilah Dimas berkali-kali keramas, mandi jamas
sambil meremas-remas sendiri barang paling berharga miliknya:
bisul yang nyaris meledak itu!
Arika, misalnya, di balik doanya mengucap
“ya, Allah tumbuhkanlah kumis di atas bibirku
seperti kumis kucing yang bisa jadi obat malaria
tumbuhkanlah keberanian mencinta seperti Arjuna
sendiri bertapa di dalam goa ingin mendapatkan wangsit”
maka Allah menjadikan Arika menjadi penjual mie pangsit
sepanjang jalan menjerit-jerit: “Pangsit! Pangsit!”
Mihardja, misalnya, di balik doanya berharap
“ya, Allah telah kueja segala makna cinta
kini jadikanlah Indonesia subur makmur
seperti sumur tanpa dasar mengalirkan jernih airnya bagi sesama”
maka jadilah Mihardja penggali sumur dan penggali kubur sendiri!
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010-10-03