di depanku, dinda - tiga tahun - berjalan cepat tak mau kalah
kedua kakinya yang kecil berjoget menderet-deret
"cepatlah om, dinda mau jajan."
begini yang kulihat darimu, nak:
di matamu, nak, dunia setelapak saja
sepelemparan batu selesai sudah
matamu yang penuh bintang adalah sufi
maka tetaplah sufi, nak;
bicaralah dengan cinta, hadapi dengan cinta
tapi memang, selalu saja ada kutu dalam setiap cinta
maka berpikirlah dalam kecepatan tiada tara
seperti alunan Turkish March di panggung opera
bersabarlah, nak, bersabar. dunia, kecil saja
"cepatlah, om!"
"iya, iya. nggak sabar kali pun...! pakcik! dinda mau beli."
(pakcik kedai ketawa, ketahuan ompongnya)
Medan, Mar '13