TUJUH TANGKAI SAJAK RINDU
1/
setangkai puisi,
daunnya jatuh terkulai,
butiran kata rapuh diujung duri,
apalah aku bagimu,
bisikmu lirih dalam isak nan sembab,
tangismu kian wangi, kekasih.
2/
oh
hanya serupa buku dongeng
dengan gambar dan huruf indah
yang mudah dibaca tiap pasang mata
ah
aku makin tak mengerti,
baiknya memutar haluan
seperti nasehatmu
3/
detik berhambur pada tumpukan gelisah
yang kulipat bersama lembar kenangan tentangmu,
aku tetap setia menunggu
dentang waktu yang kau janjikan
4/
sekelebat bayang menghunjam ulu hati,
ternyata aku tak pernah sanggup lupakanmu,
selalu rindu reguk wangi sekujurmu
dan mencumbumu setiap waktu
5/
kuhirupi wangi kesturi,
nafas cintaMukah Kekasih,
seluruh bekal sudah kugenggam
akankah sampai menujuMu,
aku masih tertatih
dalam senyap
menggapaigapai
cahayaMu.
6/
genggam jemariku
jangan lepaskan,
airmata yang tumpah
adalah rasa syukur yang buncah,
sungguh bahagiaku begitu dalam,
terima kasih sudah menjadi sahabat bagiku
7/
wajahmu kah yang tersenyum di dinding langit ?
meski Jakarta pagi ini begitu ramah
namun aku mulai merasa jengah
biarlah kulipat saja rasa kangenku
ke dalam koper yang tak kenal resah
Jakarta, 29 Januari 2012
1/
setangkai puisi,
daunnya jatuh terkulai,
butiran kata rapuh diujung duri,
apalah aku bagimu,
bisikmu lirih dalam isak nan sembab,
tangismu kian wangi, kekasih.
2/
oh
hanya serupa buku dongeng
dengan gambar dan huruf indah
yang mudah dibaca tiap pasang mata
ah
aku makin tak mengerti,
baiknya memutar haluan
seperti nasehatmu
3/
detik berhambur pada tumpukan gelisah
yang kulipat bersama lembar kenangan tentangmu,
aku tetap setia menunggu
dentang waktu yang kau janjikan
4/
sekelebat bayang menghunjam ulu hati,
ternyata aku tak pernah sanggup lupakanmu,
selalu rindu reguk wangi sekujurmu
dan mencumbumu setiap waktu
5/
kuhirupi wangi kesturi,
nafas cintaMukah Kekasih,
seluruh bekal sudah kugenggam
akankah sampai menujuMu,
aku masih tertatih
dalam senyap
menggapaigapai
cahayaMu.
6/
genggam jemariku
jangan lepaskan,
airmata yang tumpah
adalah rasa syukur yang buncah,
sungguh bahagiaku begitu dalam,
terima kasih sudah menjadi sahabat bagiku
7/
wajahmu kah yang tersenyum di dinding langit ?
meski Jakarta pagi ini begitu ramah
namun aku mulai merasa jengah
biarlah kulipat saja rasa kangenku
ke dalam koper yang tak kenal resah
Jakarta, 29 Januari 2012