KEPUTUSAN PEMENANG INDONESIAN POETRY IDOL EDISI 17 JUNI 2012
Tentu saja penyelenggara Indonesian Poetry Idol (IPI) Edisi 17 Juni 2012 mengucapkan terima kasih atas partisipasi “dewan juri terhormat” yang telah meluangkan waktu, pemikiran kritis, objektif, dan rasional dalam bentuk pilihan dan alasan-alasan yang dikemukakan. Penilaian puisi dan komentar tidak didasarkan pada panjang atau pendek tulisan, melainkan didasarkan pada aspek kualitatif.
Baik atau tidaknya puisi bukan ditentukan panjang atau pendeknya puisi. Puisi hakikatnya karya yang padat, diungkapkan secara tidak langsung (menggunakan diksi, imaji, metafora, kias atau lambang yang utuh-menyeluruh membentuk konsentrasi pendar gagasan serta didukung musikalitas yang terjaga. Puisi menjadi semacam komposisi simphoni yang enak, nyaman, dan menyenangkan saat dibaca dan dimaknai. Memang ada aneka jenis seni musik, semua jenis seni musik memiliki pangsa pasar dan “gengsi” tersendiri. Demikian juga puisi, ada yang disukai dan kurang disukai. Penilaian yang terbaik bukan didasarkan atas suka atau tidak suka, melainkan bagaimana seseorang mampu menangkap sinyal-sinyal, isyarat, tanda dan penandanya, dan seterusnya masih banyak aspek puitik lainnya seperti sarana retorika, gaya ungkap, pola ucap, ritme, rima, yang secara keseluruhan membentuk kesatu-paduan pesan.
Pesan dalam puisi lebih bersifat implisit dan karenanya melalui pengungkapan dan penafsiran akan tersibak segala misteri yang tersembunyi. Yessika Susastra berusaha konsisten melalui pola tuang puisinya, temanya memang mengarah ke religiusitas, namun secara keseluruhan tampak cair, encer, dan kurang liat-padat-lentur. Hal ini berbeda dengan puisi-puisi Nabila Dewi Gayatri yang selalu bermuatan religiusitas yang menggambarkan “menyatunya” antara kawula dan Gusti dengan dilandasi filofosi, pengetahuan filsafat Islami sehingga kadar religiusitasnya terasa punya bobot lebih. Puisi Luluk Andrayani tak sepenuhnya mengarah ke religiusitas, meski di akhir puisi dengan eksplisit dinyatakan kehadiran Allah. Kehadiran Allah dalam puisi Luluk seakan-akan memperlengkap gambaran lelaku manusia “di sebuah dunia metropolis”, gambaran dunia nyata dan kurang mengarah ke dunia batin. Ketiga puisi memang menawarkan nuansa religiusitas, namun kadar intensitas kedalamannya berbeda.
Terkait dengan beragam komentar, isi substansi komentar, cara menentukan pilihan puisi idola dan penjelasannya, maka tanpa mengurangi rasa hormat kepada siapa pun yang telah memberikan penilaian, maka puisi karya Nabila Dewi Gayatri dan komentar Alam Sastra berikut ini yang terpilih sebagai pemenang:
Nabila Dewi Gayatri (Surabaya):
MOKSA MENGGASING
cinta mengalir bersama darah
membukit setia di dada
raib ke sebalik cahaya
dunia tanpa suara
serupa kecantikan venus de milo
menjelma keindahan pun keabadian
wuyung tragedi
ketika busur venus dilepaskan
kilat melesat di cakrawala
menyimpan lanskap musim gugur
dalam jiwa
pecahkan langit di manik mata
siapakah melarung sejati cinta
pada rupa ketiadaanku?
kekasih,
aku berpikir tentang matahari di pelipismu
wajah nyala oleh cinta tiga ratus tahun
menyulut kesabaran musim
bangkit ruh kesadaran
nafas seribu Khidir membiru takdir
requiem dahsyat persetubuhan
detak jam nyalang tak henti
mewangi panorama kudus
nampaklah Isa turun dari langit
mentasbih gerak dan sunyi
senyum Sang Maha membakar
kegilaan hangus di haribaan
kaulah akhir puncak kilau asmara, moksa menggasing
memuliakan perempuanku dalam ziarah perjalanan absurd
"peluklah aku hingga menua dan ajal menikahi sepiku"
Surabaya, 13 Juni 2012
Apresiasi Alam Sastra:
Aku memilih Moksa Menggasing---Menjadi juri berarti mendukung apa yang dipilihnya.Yang lain bagus,tapi aku tidak ingin berkomentar negativ,karena memang tidak punya pandangan negativ.Semua puisi adalah bagus dan lebih bagus--menurut selera.Yang buruk adalah puisi yang tidak ditulis.
Jangan kau tanya padaku
Tapi bertanyalah pada puisiku
Dia bisa memburam karena mata bathinmu
Dia bisa bisa cemerlang karena mata bathinmu
Sebaiknyalah puisi itu serupa agar-agar(menurut saya!).Kita bisa genggam tapi begitu kita genggam erat puisi itu akan membuyar.Membuyarnya makna itu bukan karena maksud penulis.Maksud penulis hanya satu--menulis ekstraksi imajinasi meliar.Bahwa pembiasan spektrum warna pada puisi lebih disebabkan oleh pemilihan diksi atau metafora yang amat selektif-- mewah--vintage.Semakin selektif semakin sulit untuk menulisnya.Karenanya tingkat kesulitan puisi ini cukup tinggi.
Jika diperhatikan secara sekilas puisi ndg seperti sebuah ilusi--terlihat amat rumit--tapi sebenarnya jika diamati seksama dia tergenggam dalam arti menggenggamnya secara lembut.Tapi..Tapi. Jangan coba meremasnya--Jangan--Karena dia akan berkelit,menampik,membantah--membuyar!!
"Kamu boleh menatap tubuhku,kamu boleh menyentuh gaun suteraku,tapi jangan kamu coba-coba memeluk tubuhku,aku tidak mau!!"
"Aku tidak sudi!!"Lepaskan tanganmu!!
Aku bilang lepaskan!!
Puisi ini amat sangat logis,saling kait mengait.Ada hubungan sebab akibat.Ada hukum diterangkan dan menerangkan.Secara struktur puisi ini dibagi dalam dua bagian.Bagian tentang cinta fana--yaitu pada bait pertama dan kedua,dan cinta Ilahi pada bait selanjutnya.
BAIT PERTAMA
Dikisahkan tentang cinta duniawi.Cinta itu betapa indah,betapa menjanjikan kebahagian,wajah cinta begitu cantiknya seperti Venus De Milo.Nuansa cinta begitu hening,tiada suara apa-apa,selain suara kita berdua,Ya,hanya ada kau--aku--dan cinta kita
BAIT KEDUA
Tiba-tiba saja tragedi itu datang.Cinta yang telah ku bangun selama ini tumbang.Musim gugurpun datang.Yang aku lihat hanyalah kilatan di langit membawa suara guruh yang menggelegar--menampar-nampar kebahagiaanku--menyisa seribu bayang duka di mataku
BARIS PEMISAH ini tidak bergabung dengan bait di atasnya pun dengan bait di bawahnya,tapi sifatnya menghantar bait sebelumnya untuk eksplikasi pada episode selanjutnya,sekaligus sebagai partisi antara cerita cinta fana dan cinta hakiki
Lalu siapakah yang akan memberi cinta kepadaku sedang pujaan hatiku kini telah tiada,siapa,siapa,siapa?
BAIT TIGA
Ya Allah Kekasihku
Aku mulai berpikir tentang cahaya hakiki dipelipis langit nun jauh tak tersentuh.Wajah yang selama ini tak pernah kutatap dalam gelap bathinku.Hanya Engkaulah Ya Allah nyala api abadi itu.Hanya Engkaulah Ya Allah yang dapat membuatku tabah dan sabar Hanya Engkaulah Ya Allah yang dapat membuka mataku hingga tersadar bahwa tiada cinta abadi selain Engkau
BAIT EMPAT
Betapa Engkau Maha Mendengar Ya Allah,Tak sia-sia aku terus mencoba tuk menyatu dalam doa dan perenunganku.Aku seakan mencium aroma suci seperti ruh kudus turun dari langit,kaukah itu?Kaukah yang telah berpendar dan seputih mutiara tasbih dalam sunyiku Kaukah yang telah membakar kekafiran dan kegilaanku
BAIT LIMA
Ya Kaulah! Kaulah! Kaulah! Allah!
Kaulah cinta dari segala cinta.Kaulah yang telah turun memuliakan kemanusiaanku dalam kelam kahidupanku--Peluklah aku ya Allah hingga tiba saatnya Kau ambil nyawaku--Kuatkan Iman dan keyakinanku padaMu
Kalau kata Selma Karamy Moksa Menggasing NUMERO UNO!!
Dengan demikian, telah ditemukan sejoli yang berhak mendapatkan bingkisan buku dari BPSM, yakni Nabila Dewi Gayatri dan Alam Sastra. Nabila Dewi Gayatri telah tercatat alamat pengiriman buku, kami menanti kiriman alamat Alam Sastra ke inbox DAM untuk pengiriman buku.
Tradisi Poetry Indonesia Idol diselenggarakan untuk memaksimalkan prinsip saling asah-asih-asuh, memberikan kesempatan untuk berani menulis esai apresiatif dan pemikiran diskursif. Dengan tradisi Poetry Indonesia Idol dua minggu sekali di setiap akhir pekan minnggu pertama dan ketiga, memberi kesempatan kepada penyair untuk memposting puisi terbaiknya, dan memberikan kesempatan bagi kita semua untuk belajar bersikap kritis dan kreatif serta konstruktif. Kami berharap, semoga niat baik akan selalu berbuah baik pula. Warga BPSM, siapa pun dia, diharapkan memiliki otoritas kemandirian baik sebagai penyair maupun sebagai apresiator. Kepada pemenang kami ucapkan SELAMAT DAN SUKSES, semoga Allah bersama kita.
Salam DAM 123 sayang semuanya
Tentu saja penyelenggara Indonesian Poetry Idol (IPI) Edisi 17 Juni 2012 mengucapkan terima kasih atas partisipasi “dewan juri terhormat” yang telah meluangkan waktu, pemikiran kritis, objektif, dan rasional dalam bentuk pilihan dan alasan-alasan yang dikemukakan. Penilaian puisi dan komentar tidak didasarkan pada panjang atau pendek tulisan, melainkan didasarkan pada aspek kualitatif.
Baik atau tidaknya puisi bukan ditentukan panjang atau pendeknya puisi. Puisi hakikatnya karya yang padat, diungkapkan secara tidak langsung (menggunakan diksi, imaji, metafora, kias atau lambang yang utuh-menyeluruh membentuk konsentrasi pendar gagasan serta didukung musikalitas yang terjaga. Puisi menjadi semacam komposisi simphoni yang enak, nyaman, dan menyenangkan saat dibaca dan dimaknai. Memang ada aneka jenis seni musik, semua jenis seni musik memiliki pangsa pasar dan “gengsi” tersendiri. Demikian juga puisi, ada yang disukai dan kurang disukai. Penilaian yang terbaik bukan didasarkan atas suka atau tidak suka, melainkan bagaimana seseorang mampu menangkap sinyal-sinyal, isyarat, tanda dan penandanya, dan seterusnya masih banyak aspek puitik lainnya seperti sarana retorika, gaya ungkap, pola ucap, ritme, rima, yang secara keseluruhan membentuk kesatu-paduan pesan.
Pesan dalam puisi lebih bersifat implisit dan karenanya melalui pengungkapan dan penafsiran akan tersibak segala misteri yang tersembunyi. Yessika Susastra berusaha konsisten melalui pola tuang puisinya, temanya memang mengarah ke religiusitas, namun secara keseluruhan tampak cair, encer, dan kurang liat-padat-lentur. Hal ini berbeda dengan puisi-puisi Nabila Dewi Gayatri yang selalu bermuatan religiusitas yang menggambarkan “menyatunya” antara kawula dan Gusti dengan dilandasi filofosi, pengetahuan filsafat Islami sehingga kadar religiusitasnya terasa punya bobot lebih. Puisi Luluk Andrayani tak sepenuhnya mengarah ke religiusitas, meski di akhir puisi dengan eksplisit dinyatakan kehadiran Allah. Kehadiran Allah dalam puisi Luluk seakan-akan memperlengkap gambaran lelaku manusia “di sebuah dunia metropolis”, gambaran dunia nyata dan kurang mengarah ke dunia batin. Ketiga puisi memang menawarkan nuansa religiusitas, namun kadar intensitas kedalamannya berbeda.
Terkait dengan beragam komentar, isi substansi komentar, cara menentukan pilihan puisi idola dan penjelasannya, maka tanpa mengurangi rasa hormat kepada siapa pun yang telah memberikan penilaian, maka puisi karya Nabila Dewi Gayatri dan komentar Alam Sastra berikut ini yang terpilih sebagai pemenang:
Nabila Dewi Gayatri (Surabaya):
MOKSA MENGGASING
cinta mengalir bersama darah
membukit setia di dada
raib ke sebalik cahaya
dunia tanpa suara
serupa kecantikan venus de milo
menjelma keindahan pun keabadian
wuyung tragedi
ketika busur venus dilepaskan
kilat melesat di cakrawala
menyimpan lanskap musim gugur
dalam jiwa
pecahkan langit di manik mata
siapakah melarung sejati cinta
pada rupa ketiadaanku?
kekasih,
aku berpikir tentang matahari di pelipismu
wajah nyala oleh cinta tiga ratus tahun
menyulut kesabaran musim
bangkit ruh kesadaran
nafas seribu Khidir membiru takdir
requiem dahsyat persetubuhan
detak jam nyalang tak henti
mewangi panorama kudus
nampaklah Isa turun dari langit
mentasbih gerak dan sunyi
senyum Sang Maha membakar
kegilaan hangus di haribaan
kaulah akhir puncak kilau asmara, moksa menggasing
memuliakan perempuanku dalam ziarah perjalanan absurd
"peluklah aku hingga menua dan ajal menikahi sepiku"
Surabaya, 13 Juni 2012
Apresiasi Alam Sastra:
Aku memilih Moksa Menggasing---Menjadi juri berarti mendukung apa yang dipilihnya.Yang lain bagus,tapi aku tidak ingin berkomentar negativ,karena memang tidak punya pandangan negativ.Semua puisi adalah bagus dan lebih bagus--menurut selera.Yang buruk adalah puisi yang tidak ditulis.
Jangan kau tanya padaku
Tapi bertanyalah pada puisiku
Dia bisa memburam karena mata bathinmu
Dia bisa bisa cemerlang karena mata bathinmu
Sebaiknyalah puisi itu serupa agar-agar(menurut saya!).Kita bisa genggam tapi begitu kita genggam erat puisi itu akan membuyar.Membuyarnya makna itu bukan karena maksud penulis.Maksud penulis hanya satu--menulis ekstraksi imajinasi meliar.Bahwa pembiasan spektrum warna pada puisi lebih disebabkan oleh pemilihan diksi atau metafora yang amat selektif-- mewah--vintage.Semakin selektif semakin sulit untuk menulisnya.Karenanya tingkat kesulitan puisi ini cukup tinggi.
Jika diperhatikan secara sekilas puisi ndg seperti sebuah ilusi--terlihat amat rumit--tapi sebenarnya jika diamati seksama dia tergenggam dalam arti menggenggamnya secara lembut.Tapi..Tapi. Jangan coba meremasnya--Jangan--Karena dia akan berkelit,menampik,membantah--membuyar!!
"Kamu boleh menatap tubuhku,kamu boleh menyentuh gaun suteraku,tapi jangan kamu coba-coba memeluk tubuhku,aku tidak mau!!"
"Aku tidak sudi!!"Lepaskan tanganmu!!
Aku bilang lepaskan!!
Puisi ini amat sangat logis,saling kait mengait.Ada hubungan sebab akibat.Ada hukum diterangkan dan menerangkan.Secara struktur puisi ini dibagi dalam dua bagian.Bagian tentang cinta fana--yaitu pada bait pertama dan kedua,dan cinta Ilahi pada bait selanjutnya.
BAIT PERTAMA
Dikisahkan tentang cinta duniawi.Cinta itu betapa indah,betapa menjanjikan kebahagian,wajah cinta begitu cantiknya seperti Venus De Milo.Nuansa cinta begitu hening,tiada suara apa-apa,selain suara kita berdua,Ya,hanya ada kau--aku--dan cinta kita
BAIT KEDUA
Tiba-tiba saja tragedi itu datang.Cinta yang telah ku bangun selama ini tumbang.Musim gugurpun datang.Yang aku lihat hanyalah kilatan di langit membawa suara guruh yang menggelegar--menampar-nampar kebahagiaanku--menyisa seribu bayang duka di mataku
BARIS PEMISAH ini tidak bergabung dengan bait di atasnya pun dengan bait di bawahnya,tapi sifatnya menghantar bait sebelumnya untuk eksplikasi pada episode selanjutnya,sekaligus sebagai partisi antara cerita cinta fana dan cinta hakiki
Lalu siapakah yang akan memberi cinta kepadaku sedang pujaan hatiku kini telah tiada,siapa,siapa,siapa?
BAIT TIGA
Ya Allah Kekasihku
Aku mulai berpikir tentang cahaya hakiki dipelipis langit nun jauh tak tersentuh.Wajah yang selama ini tak pernah kutatap dalam gelap bathinku.Hanya Engkaulah Ya Allah nyala api abadi itu.Hanya Engkaulah Ya Allah yang dapat membuatku tabah dan sabar Hanya Engkaulah Ya Allah yang dapat membuka mataku hingga tersadar bahwa tiada cinta abadi selain Engkau
BAIT EMPAT
Betapa Engkau Maha Mendengar Ya Allah,Tak sia-sia aku terus mencoba tuk menyatu dalam doa dan perenunganku.Aku seakan mencium aroma suci seperti ruh kudus turun dari langit,kaukah itu?Kaukah yang telah berpendar dan seputih mutiara tasbih dalam sunyiku Kaukah yang telah membakar kekafiran dan kegilaanku
BAIT LIMA
Ya Kaulah! Kaulah! Kaulah! Allah!
Kaulah cinta dari segala cinta.Kaulah yang telah turun memuliakan kemanusiaanku dalam kelam kahidupanku--Peluklah aku ya Allah hingga tiba saatnya Kau ambil nyawaku--Kuatkan Iman dan keyakinanku padaMu
Kalau kata Selma Karamy Moksa Menggasing NUMERO UNO!!
Dengan demikian, telah ditemukan sejoli yang berhak mendapatkan bingkisan buku dari BPSM, yakni Nabila Dewi Gayatri dan Alam Sastra. Nabila Dewi Gayatri telah tercatat alamat pengiriman buku, kami menanti kiriman alamat Alam Sastra ke inbox DAM untuk pengiriman buku.
Tradisi Poetry Indonesia Idol diselenggarakan untuk memaksimalkan prinsip saling asah-asih-asuh, memberikan kesempatan untuk berani menulis esai apresiatif dan pemikiran diskursif. Dengan tradisi Poetry Indonesia Idol dua minggu sekali di setiap akhir pekan minnggu pertama dan ketiga, memberi kesempatan kepada penyair untuk memposting puisi terbaiknya, dan memberikan kesempatan bagi kita semua untuk belajar bersikap kritis dan kreatif serta konstruktif. Kami berharap, semoga niat baik akan selalu berbuah baik pula. Warga BPSM, siapa pun dia, diharapkan memiliki otoritas kemandirian baik sebagai penyair maupun sebagai apresiator. Kepada pemenang kami ucapkan SELAMAT DAN SUKSES, semoga Allah bersama kita.
Salam DAM 123 sayang semuanya