suatu malam di dalam kamar, kukunci pintu yang tertutup
kami berdua duduk di satu kursi, saling berhadapan
senyum-senyum dia menatap
tak kuasa menahan malu, aku kebingungan
tiba-tiba tanganku menyentuh wajahnya
dan merapikan rambutnya yang sedikit kusut
dia pun melakukan hal yang sama
lalu dia bilang padaku, "kau banyak berkhianat"
dada ini semakin berdebar, kala dia membuka baju
begitu pun dia, bibirnya bergetar melihatku telanjang
''apakah kau tak malu" , bisiknya padaku
aku dan dia sama-sama merasa bimbang
aku dekap dia mendekap, aku marah dia membantah
ah! kupukul saja sampai pecah
tangan berdarah, dia hilang entah kemana
hanya sesal yang tertinggal, lalu kuganti cermin itu dengan yang baru
kemang
April 2012
kami berdua duduk di satu kursi, saling berhadapan
senyum-senyum dia menatap
tak kuasa menahan malu, aku kebingungan
tiba-tiba tanganku menyentuh wajahnya
dan merapikan rambutnya yang sedikit kusut
dia pun melakukan hal yang sama
lalu dia bilang padaku, "kau banyak berkhianat"
dada ini semakin berdebar, kala dia membuka baju
begitu pun dia, bibirnya bergetar melihatku telanjang
''apakah kau tak malu" , bisiknya padaku
aku dan dia sama-sama merasa bimbang
aku dekap dia mendekap, aku marah dia membantah
ah! kupukul saja sampai pecah
tangan berdarah, dia hilang entah kemana
hanya sesal yang tertinggal, lalu kuganti cermin itu dengan yang baru
kemang
April 2012