(Menyambut Hari Buruh 1 Mei 2012)
pak,
hujan yang menyirami tumbuhan
pekarangan rumah mewahmu
air yang membasahi atap gedung kantormu
adalah kami
sebagai alam yang ruah
membentang tanpa tempias
pak,
lumut yang menyelimuti dinding kota
memaku selebaran dan spanduk kampanyemu
hijau mewarnai tembok iklan produkmu
adalah kami
sebagai alam yang liar
menerobos fikiran-fikiranmu yang kotor
dan bau amis
pak,
kami bisa tidur dimana saja
di segala milik tuhan
trotoar jalanan, got penuh sampah,
tikar semesta
duh, maaf aku tidur ngelantur
di depan mimbar pidatomu
mungkin kau harus membenahi naskahnya
kami bukan pembantu
kami adalah pekerja
hanya kami lebih kuat dengan kejujuran
sedikit berkata banyak tindakan
kami bangun di subuh yang dingin
sujud di kedalaman sajadah
tak perlu sepeda motor
atau mobil mewah
yang penting bergegas melangkah
dengan bekal sekantong amanah
di lengang fikiran kami
demi menumbuhkan kebahagiaan yang wajar
bagi keluarga kami
jika nanti malam hujan dan petir
tiba menegur malam
kau harus pulang, pak.
periksalah kesehatan anak istrimu
pastikan daging mereka jauh dari najis
hasil hobi korupsimu
karena darah yang mengalir pada mereka
adalah setan hitam bertaring neraka
mereka menjelma setiap
waktu-waktu bahagia
tanpa jeda
pak,
ketidakadilan adalah hutan pisau
busur panah tumbuh seperti rumput liar
terus tumbuh kau beri pupuk kesombongan
akan tiba doa-doa orang teraniaya
membakar ranting dan akar pohonan
pisau-pisau itu adalah suara kami
menghujam keruh tulang
dan hitam jantungmu!
YOGYAKARTA, 1 MEI 2012
pak,
hujan yang menyirami tumbuhan
pekarangan rumah mewahmu
air yang membasahi atap gedung kantormu
adalah kami
sebagai alam yang ruah
membentang tanpa tempias
pak,
lumut yang menyelimuti dinding kota
memaku selebaran dan spanduk kampanyemu
hijau mewarnai tembok iklan produkmu
adalah kami
sebagai alam yang liar
menerobos fikiran-fikiranmu yang kotor
dan bau amis
pak,
kami bisa tidur dimana saja
di segala milik tuhan
trotoar jalanan, got penuh sampah,
tikar semesta
duh, maaf aku tidur ngelantur
di depan mimbar pidatomu
mungkin kau harus membenahi naskahnya
kami bukan pembantu
kami adalah pekerja
hanya kami lebih kuat dengan kejujuran
sedikit berkata banyak tindakan
kami bangun di subuh yang dingin
sujud di kedalaman sajadah
tak perlu sepeda motor
atau mobil mewah
yang penting bergegas melangkah
dengan bekal sekantong amanah
di lengang fikiran kami
demi menumbuhkan kebahagiaan yang wajar
bagi keluarga kami
jika nanti malam hujan dan petir
tiba menegur malam
kau harus pulang, pak.
periksalah kesehatan anak istrimu
pastikan daging mereka jauh dari najis
hasil hobi korupsimu
karena darah yang mengalir pada mereka
adalah setan hitam bertaring neraka
mereka menjelma setiap
waktu-waktu bahagia
tanpa jeda
pak,
ketidakadilan adalah hutan pisau
busur panah tumbuh seperti rumput liar
terus tumbuh kau beri pupuk kesombongan
akan tiba doa-doa orang teraniaya
membakar ranting dan akar pohonan
pisau-pisau itu adalah suara kami
menghujam keruh tulang
dan hitam jantungmu!
YOGYAKARTA, 1 MEI 2012