DIAMMU
diammu adalah
remah hujan yang reda
oleh potongan-potongan suara
dan gemuruh airmata
Kau terkadang
mampu hidup dan bunuh diri
dalam sajak yang diam
dalam dengus malam
yang menjarah keheningan
geletar cahaya bulan tumpah
membikin retak leher daun
dan syair kliwon yang mengalun
Kita sering membiaskan
puisi ke hamparan panorama
di taman depan sekolah
akar pepohonan menjerat tanah
huruf-huruf bergetar mencuri malu
pada bayang-bayang
sepasang manusia
tiada spasi dalam berbisik
diammu puisi
serupa pelangi
yang lebih lengkung dari rabaan mata
yang lebih ranum dari sentuhan jiwa
tak usah kau bersuara
biarkan kita menari
di dalam kolam cahaya pijar gemintang
lalu bergegas
menyusuri lorong waktu
menyisakan jalan pulang
bagi kematian luka-luka
kekalnya balon udara
gemerincing tawa
tabir bahagia
Yogyakarta, 2011
diammu adalah
remah hujan yang reda
oleh potongan-potongan suara
dan gemuruh airmata
Kau terkadang
mampu hidup dan bunuh diri
dalam sajak yang diam
dalam dengus malam
yang menjarah keheningan
geletar cahaya bulan tumpah
membikin retak leher daun
dan syair kliwon yang mengalun
Kita sering membiaskan
puisi ke hamparan panorama
di taman depan sekolah
akar pepohonan menjerat tanah
huruf-huruf bergetar mencuri malu
pada bayang-bayang
sepasang manusia
tiada spasi dalam berbisik
diammu puisi
serupa pelangi
yang lebih lengkung dari rabaan mata
yang lebih ranum dari sentuhan jiwa
tak usah kau bersuara
biarkan kita menari
di dalam kolam cahaya pijar gemintang
lalu bergegas
menyusuri lorong waktu
menyisakan jalan pulang
bagi kematian luka-luka
kekalnya balon udara
gemerincing tawa
tabir bahagia
Yogyakarta, 2011