Topi Saya Bundar, I know Beybeh
menikmati pagi di sebuah kota yang kerap
terbakar. sering tak bisa lepas dari bayang -
bayangku sendiri yang tersimpul di hutan
air yang mengalir, bebiak embun, juga senyum
melepas malam dari pekebun yang siap ke ladang.
kudatangi melalui percakapan yang lama tersimpan
yang lama kutabung dari masa demi masa, kudapati
ia sedang menatah sebuah kisah menjadi penggal -
pengalan apa yang tak menentu. menghantui.
kau tahu topi, langit tempat burung terbang
makin terbakar oleh ruapan pengangguran
tanpa mereka akui, mereka sembunyikan
janji-janji yang terlahir dari lubang
persengkongkolan.
DI antara hati yang menghuni hatimu,
sebelah mana aku kau simpan ?
*
sebab kerapkali aku bermimpi
menyisir rambut ayah yang sedang sakit
mencabut rumput-rumput liar yang bersarang
di makam ibu
beberapa puisi hadir nemani, datang dari sana
dari akar rambut ayah, dari pintu rumah ibu
mengajakku nemui tanah nusantara
mengajak bercerita kisah demi kisah
kota-kota yang merah dan menyala
penduduknya adalah gemuruh air
bah di musim penghujan
jalan-jalan adalah angin buritan
tempat mereka lesap menuai mimpi
dan malam tiba membaca lelah
di mata - mata mereka
JIKA hatiku tinggal segigit,
maukah meminjamkan hatimu sebentar saja ?
Tanah Jawa. 2012
menikmati pagi di sebuah kota yang kerap
terbakar. sering tak bisa lepas dari bayang -
bayangku sendiri yang tersimpul di hutan
air yang mengalir, bebiak embun, juga senyum
melepas malam dari pekebun yang siap ke ladang.
kudatangi melalui percakapan yang lama tersimpan
yang lama kutabung dari masa demi masa, kudapati
ia sedang menatah sebuah kisah menjadi penggal -
pengalan apa yang tak menentu. menghantui.
kau tahu topi, langit tempat burung terbang
makin terbakar oleh ruapan pengangguran
tanpa mereka akui, mereka sembunyikan
janji-janji yang terlahir dari lubang
persengkongkolan.
DI antara hati yang menghuni hatimu,
sebelah mana aku kau simpan ?
*
sebab kerapkali aku bermimpi
menyisir rambut ayah yang sedang sakit
mencabut rumput-rumput liar yang bersarang
di makam ibu
beberapa puisi hadir nemani, datang dari sana
dari akar rambut ayah, dari pintu rumah ibu
mengajakku nemui tanah nusantara
mengajak bercerita kisah demi kisah
kota-kota yang merah dan menyala
penduduknya adalah gemuruh air
bah di musim penghujan
jalan-jalan adalah angin buritan
tempat mereka lesap menuai mimpi
dan malam tiba membaca lelah
di mata - mata mereka
JIKA hatiku tinggal segigit,
maukah meminjamkan hatimu sebentar saja ?
Tanah Jawa. 2012