Langit memerah dari sela rumpun bambu,
Jalan tanah berbatu berkelok di antara bukit.
Aku menikmati nyanyi tonggeret sebelum rembulan.
Mengoyak masa kecil seolah menyapa kemarin,
ketika pertama duduk di bangku sekolah,
diiringi seribu doa, sejuta cita dan keriangan bersahaja.
Mendongak adalah ke langit, semua sepakat.
Potret adalah mereka, pola pikir dan gemerlapnya.
Kemegahan, keberadaan dan ketidak-berdayaan.
Meski selepas senja duduk di surau mengaji
dengan lampu sentir yang temaram.
Kedondong pagar yang selalu menyambut di pekarangan,
dan kunikmati lalapan rebusnya dengan cumi asin,
bertahun tak tumbuh lagi dihanguskan lalu-lalang mimpi.
Ketika angan menua dan bersimpuh di ujung makam.
Aku mencabuti rumput-rumputnya, membuang daun-daun keringnya.
Pucuk-pucuk hijau banyak berganti belakangan ini.
Aku membawa apa yang tidak kumiliki di masa silam.
Ketertinggalan, kegelisahan dan kerinduan.
Bekasi, 18 Januari 2012.