Ketika Tiba di 31 Januari
(mengenang ayah)
semuanya bergulir kembali :
ingatan,
kenangan ,
impian,
semua yang pernah kucatat darimu, ayah
“nak, ucapkanlah salam pada pagi
sebelum tiba mentari lenyapkan embun”
katamu lembut dengan tatapan paling cahaya
“nak, berlarilah bersama angin
sesudah langkah pahami irama napas”
katamu tegas dengan suara paling udara
“nak, berdoalah di separuh malam
sehabis nasib membelai takdir”
katamu teduh dengan dekapan paling semi
o, ayah
adakah yang tertinggal ; seaksara saja
yang harus kucatat dari sebuah
silammu?
ketika tiba di 31 januari,
air mata menjadi musim tak mau berganti
seindah kata-kata yang telah jelma puisi,
bilakah kau kirimkan aku sebait harapan
bagi gelinding waktu yang merampas
deru anganku?
saat ini
hanya tersisa isak. dan ketabahan
yang perlahan meretak
Manado, 31012012.
(mengenang ayah)
semuanya bergulir kembali :
ingatan,
kenangan ,
impian,
semua yang pernah kucatat darimu, ayah
“nak, ucapkanlah salam pada pagi
sebelum tiba mentari lenyapkan embun”
katamu lembut dengan tatapan paling cahaya
“nak, berlarilah bersama angin
sesudah langkah pahami irama napas”
katamu tegas dengan suara paling udara
“nak, berdoalah di separuh malam
sehabis nasib membelai takdir”
katamu teduh dengan dekapan paling semi
o, ayah
adakah yang tertinggal ; seaksara saja
yang harus kucatat dari sebuah
silammu?
ketika tiba di 31 januari,
air mata menjadi musim tak mau berganti
seindah kata-kata yang telah jelma puisi,
bilakah kau kirimkan aku sebait harapan
bagi gelinding waktu yang merampas
deru anganku?
saat ini
hanya tersisa isak. dan ketabahan
yang perlahan meretak
Manado, 31012012.