Sebelum kita mulai lagi menyenjai musim yang berlari
renungkan sejenak berai dua biru di dua tepi
menyatu linang-linang air di dua perigiku
segala yang nampak abadi menyeruak duri
perihnya sore hiruk
juga pikuk-pikuknya pada lalangan bicara keriuhan kentara
membara diantara ambisi menggapai gembira
apa aku juga, apa aku juga bisa sentosa?
sesaknya dada
umpama rusuk terlipat dua dan dunia kisut menyusut
menjadi semata biru maha luas tanpa halangan
dan kelabu mataku hanya sepi buangan.
_________Ann, 22A2012, 16.26